Rabu, 15 Juni 2011

Buatmu Cah Bagus

Entah sudah kali ke berapa, kakak sampaikan padamu adikku sayang.
Yang selalu aku rindukan.

Segenggam ilmu yang kau minta tentu tiada tandingannya dengan berjuta hal yang pernah kurasakan, kuketahui, dan betapa aku sangat ingin kau mengetahuinya.
Ketika kau selalu bertanya. Dari dulu bertanya.

Kak, soal matematika nomer 19, berapa jawabannya?

Seusai kau menjawab, sudah tentu adikku. Gusar hatimu. Melihat kakak yang seolah acuh tak peduli. Atau hanya sekedar menjawab, ada rumus ini dan ini, lalu memintamu untuk bernalar dan menurunkan satu demi satu rumus itu sendiri.

Benar kan begitu?

Sengaja, sayang. Kakak ingin kau belajar. Bukan menerima segalanya dengan instan. Seperti yang biasa kakak tekankan, "COBA DULU".

Tahukah engkau dik? Dulu saat kakak masih kecil, lebih muda dari usiamu kini. Kakak sudah belajar untuk menyelesaikan semua dengan tangan kakak.

Tahukah engkau dik? Air mata ini selalu tertumpah, meluas dalam pipi-pipi yang basah. Hampir tiap malam. Ketika kakak tertatih, menjawab soal demi soal. Lebih sakit dari cubitan ibu saat kakak nakal terhadapmu. Sering kakak terdiam tak mengerti, hanya memandangi langit-langit sambil membayangkan adanya seorang yang bisa mengajariku.

Mungkinkah bapak atau ibu? Sungguh tidak dik. Sejak kehadiranmu, perhatian terbagi.

Hingga kakak berusaha menggapai mimpi-mimpi sendiri. Berjuang sekuat tenaga untuk menjadi sukses (di mata anak kecil, tentu). Bahkan saat itu dik, aku sudah punya banyak mimpi. Jadi dokter salah satunya. Tahun demi tahun yang kakak jalani, memang terasa bagai duri-duri.

Sekarang, cobalah dik. Coba rasakan percikan ikhtiar kakak untuk membahagiakan bapak dan ibu, ingin membanggakan jua.

Lewat hari demi hari yang terasa berat. Tak tahu harus ke mana bertanya dan mencari tahu, lebih dan lebih. Hingga sering kakak coba cari jawabnya sendiri.

Tahukah kau dik? Kenapa kakak selalu tertantang untuk mencoba sesuatu? Karena kakak tahu, ada suatu potensi yang tersimpan erat dalam diri kita. Belum tergali, jadi kita tak tahu sebenarnya jalan yang mana yang memudahkan untuk meraih prestasi.

Coba dulu! Lalu tanyakan kembali jika kau masih tak tahu. Bosankah dengan kata-kata itu?