Minggu, 16 Maret 2014

Tanda Tanya



Malam ini.
Begitu banyak pertanyaan yang meminta jawaban.
Padahal diri ini, begitu lemahnya.
Oh Allah, forgive me when I whine. :)


“Aku capek.. Aku capek untuk berusaha menegarkan diri sendiri.”

Ya, aku tau, tapi terkadang kita memang harus menggenggam tangan kita sendiri, untuk meyakinkan bahwa kita kuat. Believe in your strength, we have Allah.


“Mengapa rencana Allah itu sulit ditebak?”

Ya, karena kalau saja rencana Allah itu mudah ditebak, manusia tidak akan terdidik untuk mandiri. Menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Ga seru bukan?


“Aku cuma takut mengambil keputusan yang salah.”

Ya, selama kita menyertakan Allah dalam mengambil setiap keputusan, jangan pernah takut salah. Ikuti kata hatimu. Syaratnya, bukan sembarang hati, tapi hati yang benar-benar bertawakkal kepada Allah.


“Tapi, haruskah aku peduli ketika aku punya masalah dengan orang lain?”

Ya, ketika kita melihat dekat sebuah masalah, terutama jika masalah tersebut menyertakan kita di dalamnya, menurutku, kita punya peran untuk mencari solusinya, atau justru menjadi bagian dari solusi itu. Termasuk masalah yang menyangkut hubunganmu dengan orang lain. Tolong, selesaikan baik baik, dengan cara yang baik, langsung atau tidak langsung.


“Aku ingin hidup tenang. Tidak ingin memikirkan semua ini.”

Hei, kamu egois sekali. Memang siapa kamu? Tidakkah kamu berpikir, ketika kamu lari dan tenang dengan hidupmu di sana, belum tentu mereka berpikir sama? Mereka yang kamu tinggalkan, bisa jadi akan semakin terpuruk karena tak segera menemukan jalan keluar. Padahal kamu bisa menjadikan semua ini lebih bernilai untuk semuanya.


“Kalau kamu sudah menyerah, bilang ya. Aku juga akan menyerah.”

Tidak, sampai kapanpun aku tidak akan menyerah. Kalau kamu menyerah, silakan. Aku akan terus mencoba.


“Kenapa, kenapa kita harus mencoba?”

Karena diri ini akan semakin berarti ketika semakin banyak manfaat dan kebaikan yang kau berikan. Sederhananya. Tanganmu itu, dia akan lebih berarti ketika tulus kau gunakan untuk mengisi kotak infaq, atau untuk menepuk bahu saudaramu yang sedang kesulitan, atau untuk memegang mushaf sejenak ketika bimbang, atau untuk menyingkirkan batu di jalan, atau untuk menulis dan menciptakan sebuah perubahan, atau untuk mengusap keringat yang mengalir di keningmu ketika kamu tengah kelelahan berjuang. Bahkan dia tak menolak ketika kau tengadahkan setiap saat berdo’a dan berbicara kepada Rabbmu.
Kamu tahu? Andai semua bagian dirimu kau gunakan sebaik-baiknya seperti ‘sebuah tangan’ tadi, akan semakin berarti juga dirimu, berarti hidupmu. Maka, jangan menyerah..

Semangat! :)

0 komentar:

Posting Komentar