Minggu, 28 Juli 2013

Anak Kecil dan Mainan

Dan semakin lama.
Ia tampak seperti anak kecil yang telah mendapatkan mainan, yang selama ini begitu diinginkannya.
Sejak semula dalam diamnya, ia hanya berani berucap dalam hati.
Dalam mimik yang tampak menahan rindu.
"Allah, aku ingin yang itu," katanya.

Ya, sekali-kali ia tak pernah mengungkapkannya pada ibu.
Atau pada ayah. Atau pada orang-orang di sekelilingnya.
Bahwa ia begitu memimpikan mainan itu ada dalam genggamannya.

Suatu saat pernah ia menemukannya, bahkan mungkin sempat melihatnya beberapa lama.
Lalu terpisah oleh bilangan waktu yang tak menentu.
Karena ia tau, ia tak cukup dewasa.
Mungkin nanti, mungkin nanti.
Kau akan beri ia waktu untuk menjadi empunya.
Ketika mainan itu semakin Kau poles dengan sempurna.
Dan ia juga. Cukup mampu untuk menjaganya.

Allah, anak kecil itu.
Merasa telah berhadapan dengan sesuatu yang istimewa.
Dia dan harapannya.
Jika memang waktu adalah milikMu dan tiba saatnya bertemu.
Pun ketika ia tahu, bahwa segala kebetulan adalah takdir yang telah dituliskan.
Maukah Kau mengizinkan mereka untuk bersama selalu?
Dia dan mainan yang selama ini selalu ia elukan dalam doanya.

Katanya, lagi.
"Duhai Allah aku tak pernah tau, apa yang telah terukir oleh penaMu.
Dalam catatan pasti, yang terjaga rapi dalam kuasaMu."

:)

0 komentar:

Posting Komentar