Rabu, 11 Agustus 2010

Hukum Kekekalan Energi dan Massa

Seusai sholat tarawih.

Terinspirasi dari khotbah ba'da isya' tadi yang mengulas sedikit mengenai hukum kekekalan energi dan massa.


Hukum Kekekalan Energi

Hukum Kekekalan Energi (Hukum I termodinamika) berbunyi: “Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan (konversi energi)”.

Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan Massa dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) yang berbunyi: ”Dalam suatu reaksi, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”, dengan kata lain massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Artinya selama reaksi terjadi tidak ada atom-atom pereaksi dan hasil reaksi yang hilang.

Energi yang ada dalam diri kita terhubung dengan energi-energi yang ada di alam semesta. Semuanya merupakan rangkaian sistem yang saling mempengaruhi dan berlaku kesetimbangan dalam segala aspeknya.

Percaya atau tidak, kita memiliki energi yang mempengaruhi internal diri kita, bahkan sampai ke eksternal. Energi yang kita serap, sedikit atau banyak akan selalu menyesuaikan dengan kondisi sekitar. Baik dalam fungsi fisik meliputi fisiologi tubuh seperti bernafas, makan, minum, tidur, dsb. Juga berkaitan dengan fungsi akal dan hati, seperti berpikir, merasakan, merenung. Apapun yang terjadi dalam aktivitas kehidupan kita melibatkan energi yang akan terus kekal, dalam jumlah yang sama di alam semesta.

Bulan Romadhon ini menjadi peluang besar bagi kita untuk menyeimbangkan energi tubuh. Seperti yang kita ketahui, tubuh kita terdiri atas tiga buah rongga. Rongga kepala, rongga dada, dan rongga perut. Dalam kondisi normal, ketiganya akan berfungsi secara seimbang. Dalam kondisi tidak normal, misalkan saat kesehatan terganggu, kesetimbangan ini pun tetap berjalan dengan baik, saling melengkapi dan mengisi.

Saat kita mengalami inflamasi, tubuh kita akan beradaptasi. Contoh kecilnya adalah mekanisme peradangan saat kita terluka. Jika tergores pisau, akan muncul respon peradangan dari dalam tubuh. Meliputi perubahan vaskular dan seluler, yang dipelajari lebih detail pada materi patologi kedokteran. Rentetan bertingkat dari kejadian inflamasi ini diintegrasikan oleh pelepasan mediator-mediator kimiawi. Dan akan memunculkan lima tanda lokal klasik inflamasi akut, yakni panas (kalor), merah (rubor), bengkak (tumor), nyeri (dolor), dan kehilangan fungsi (functio laesa). Mekanisme ini sangat rumit dan unik. Pada akhirnya, respon ini akan mengembalikan fungsi bagian tubuh yang terluka melalui proses regenerasi dan repairing yang sangat amat sempurna.

Itulah contoh kecil kesetimbangan dalam tubuh yang sakit.

Kembali lagi pada fungsi tiga rongga. Rongga kepala, berisi ribuan organ yang cukup fatal fungsinya. Organ utama adalah otak yang membuat kita dapat berpikir dan selalu menggunakan akal dalam berbuat dan bertindak. Rongga dada, berisi organ-organ penting dalam keberlangsungan hidup manusia, sedetik saja tak berfungsi, nyawa taruhannya. Rongga perut, berisi organ-organ pencernaan yang berperan juga dalam fungsi biologis, merupakan organ utama yang akan menyuplai makanan ke seluruh bagian tubuh.

Saat bulan-bulan selain bulan Ramadhan, tiga rongga tersebut bekerja sesuai porsinya. Kita makan tiga kali sehari. Berpikir saat sekolah atau bekerja. Diiringi aktivitas jantung dan paru-paru. Sekali lagi, seimbang. Namun, saat bulan puasa ini, ada sedikit perubahan yang berpengaruh besar dalam memaksimalkan potensi diri kita. Seperti yang kita tahu, aktivitas puasa sebulan penuh ini memaksa kita untuk mengosongkan isi rongga perut, atau mengurangi jatahnya jika dibandingkan dengan kondisi kita saat tidak berpuasa. Tentu ada bedanya bukan?

Nah, inilah yang menjadi kesempatan besar bagi kita, terutama generasi muda untuk mengoptimalkan potensi dua rongga yang lain. Kalau menurut saya pribadi, tiga rongga itu dapat diidentikkan dengan aktivitas akal, psikis, dan fisik. Akal terwakili oleh rongga kepala, psikis terwakili oleh 'hati' dalam rongga dada, serta fisik yang terwakili dengan rongga perut. Karena kita butuh makan untuk bergerak.

Dua potensi itu adalah untuk memperbesar kapasitas akal dan hati kita. Percaya atau tidak, saat puasa, diri kita akan tetap menjalankan keseimbangan dengan memperkuat fungsi akal dan pikiran, serta meningkatkan fungsi hati. Oleh karena itu, sungguh suatu hal yang sia-sia jika kita tidak mempergunakan kesempatan yang luar biasa tersebut untuk memperdalam ilmu, menambah kekayaan akal dan hati untuk senantiasa lebih baik. Alangkah sayangnya, waktu yang kita miliki demi menunggu waktu buka tersebut, kita gunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Seperti tidur. Tidur merupakan salah satu cara tubuh untuk menyeimbangkan kondisi perut kita yang kosong. Tapi, bukankah kerugian besar kita waktu kita habis untuk tidur dan bermalas-malasan?

Jangan jadikan alasan berpuasa untuk mengurangi jatah atau kewajiban kita yang lainnya. Bersemangatlah untuk belajar, membaca buku, membaca Al Qur'an, menghafalkan ayat, dan segudang aktivitas lain, diiringi dengan hati yang ikhlas dan tulus, mengharap ridho Allah. Dengan demikian, kesetimbangan dalam tubuh kita akan berjalan dengan lebih potensial. Tingkatkan kapasitas kita, untuk melakukan serangkaian tugas dan kegiatan tambahan selama bulan Ramadhan ini. Membangun diri, itulah yang perlu kita lakukan. Bulan Ramadhan adalah sarana untuk memperbaiki diri, sebagai bekal untuk menghadapi dan menjalani hari-hari dalam sebelas bulan ke depan. Hingga akhirnya, Allah mempertemukan kita kembali dengan bulan Ramadhan tahun berikutnya, InsyaAllah... :)

Semangat! Semangat!


Saya ulang lagi, bahwa hukum kekekalan energi dan massa ini, menunjukkan bahwa dunia dan alam semesta ini merupakan suatu sistem yang tertutup, di mana perubahan-perubahan di dalamnya tidak mempengaruhi jumlah energi dan massa. Perubahan jumlah manusia, hewan, tumbuhan, bumi dan planet-planet lainnya, hanyalah merupakan perpindahan bentuk energi dan massa dari bentuk satu ke bentuk yang lainnya.

Pengetahuan ini menunjukkan bahwa diri kita selalu terhubung ke semua bentuk energi dan massa yang ada di dalam diri kita, di lingkungan kita, sampai tingkat ke alam semesta. Tubuh kita merupakan bagian dari rangkaian sistem energi dan massa yang mengisi jagat raya ini. Tubuh kita adalah simpanan atau kandungan dari materi dan energi.

Ada fenomena unik, menjelaskan tentang energi dan kekuatan pikiran yang dapat menimbulkan serangkaian energi. Mekanisme ini belum mampu diurai secara ilmiah.

-oo-

Contoh ini bukan pengalaman saya, saya mendapatkannya dari sebuah sumber.

“Suatu saat saya pernah diajari teman saya tentang kekuatan fokus pikiran, kemudian saya praktekkan ketika saya berada pada sebuah perjalanan di pesawat, saya fokuskan pandangan saya pada sesorang, yang duduk beberapa baris di depan saya. Kemudian saya gunakan fokus pikiran saya pada orang itu, agar orang itu menoleh kepada saya. Beberapa saat kemudian orang tersebut benar-benar menoleh pada saya dan tersenyum.”

Saya sempat tertegun dan takjub.
Kekuatan fokus pikiran tersebut relatif mudah dipraktekkan dan dibuktikan, namun meninggalkan pertanyaan tentang dasar ilmiahnya. Karena belum ada teori ilmiah yang menerangkan hal itu.

-oo-

Apa yang kita lakukan, pikirkan dan ucapkan selalu mempengaruhi dan dipengaruhi system yang ada di dalam diri kita maupun di luar diri kita. Dan sangat mempengaruhi pencapaian-pencapaian diri kita dalam hidup ini. Pergunakan dengan baik dan bijaksana energi yang ada, baik dalam tubuh kita, lingkungan kita, maupun seluruh energi yang tersimpan dan terjaga rapi dalam jagad raya. Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna, dengan sebaik-baiknya.

Manusia, sebagai khalifah di bumi, bertugas menjaga dan mengoptimalkan semua itu, agar kelak di hari kiamat dapat mempertanggugjawabkan dengan baik apa yang sudah dilakukan di dunia ini.

Allahu akbar! Subhanallah! Bagaimana semuanya dapat terjadi, itu yang perlu kita cari dan pahami.. :)



3 komentar:

nita prasasti mengatakan...

subhanalloh..=0

Nurmita mengatakan...

hehe,, iseng nita..
topiknya menarik, jadi pengen share ke blog..

semoga bermanfaat ya.. :)

Yoshino Amaryllis mengatakan...

:D

Posting Komentar