Sabtu, 06 November 2010

Awal perjuangan FKUI

Mengulas kembali perjalananku saat berjuang untuk masuk ke perguruan tinggi. Sungguh tak pernah kuduga sebelumnya, hariku akan menjadi seperti ini. :)

Masih ingat saat awal bulan Januari tahun 2009, aku mengikuti acara presentasi UI dari para alumni SMA N 1 Solo. Sebelum itu, tak ada sedikitpun rasa-rasa ingin masuk UI. Sudah jauh, mahal, sendirian, dan semua pikiran-pikiran negatif tentang UI mengalir bagi air dalam otakku.
Presentasi itu menjadi awal pandanganku berubah. Wow, that's a great university.
Ternyata jauh dari bayanganku. Kampus UI mempesona (menurutku), fasilitasnya banyak, dan jalur masuknya pun banyak. Lebih sempit lagi, aku terkagum-kagum dengan salah satu fakultas di sana, yang eksotis dan menarik. FKUI.


Ya, aku memang terpesona dan entah mengapa sepulang dari presentasi tersebut, keinginan saya untuk menjadi bagian dari Universitas besar yang membawa nama negara tersebut. Setidaknya, ada keinginan jaket kuning dapat tersemat di dada. Apalagi saat melihat kakak2 kelas berjaket kuning itu, nampak keren sekali.. hehe.
Pendaftaran Seleksi Masuk UI pun dimulai, tak diragukan lagi aku mendaftar. Saat itu, berstatus sebagai pendaftar PMDK FKUNS Solo. Tapi tak ada salahnya mencoba, meski aku tahu, mimpiku masuk FKUI terlalu muluk-muluk. Mana bisa murid biasa sepertiku menjadi mahasiswa FKUI, kampus idaman berjuta orang. (lebai..)
Modal nekad, itu yang ku punya.
Yang penting daftar dulu, masalah diterima atau tidak itu urusan belakangan. Ujian SIMAK merupakan ujian mandiri masuk perguruan tinggi negeri yang pertama kali diadakan, sebelum UTUL UGM, UM UNDIP, UMB, SNMPTN, dll.

Masih ingat saat aku bingung membuat account. Username dan password. Aku tak boleh main-main. Dari dulu aku percaya bahwa hal-hal kecil yang kita yakini dapat menjadi kenyataan asalkan kita bersungguh-sungguh. Termasuk dalam urusan membuat account. Aku berpikir, untuk menemukan satu kata yang singkat padat jelas tetapi dapat mengingatkanku pada tujuan. FKUI, itulah fokusku saat itu. Baiklah, Enninurmita harus selalu optimis.
Akhirnya kuputuskan.....

Password: Optimis

Selesai dengan account, kembali aku bingung dalam memilih jurusan. Pilihan pertama jelas sudah, "Pendidikan Dokter". Pilihan kedua, sama sekali tak terlintas. Karena yang ku inginkan memang hanya satu, tak ada bayangan menjadi mahasiswa jurusan lain saat itu. Mimpiku memang nampak mantap sekali.
Berdasarkan saran dari bapak ibu, teman, dan semuanya. Akhirnya kubulatkan tekad untuk memilih FKG UI sebagai pilihan kedua. Terserahlah, toh aku cuma ingin coba-coba. Ujian pertama wajar kalau banyak salahnya, wajar kalau tidak diterima, anggap saja try out, pikirku.
Aku bukan seorang yang rajin kala itu, mau latihan soal UMPTN saja rasanya berat sekali. Masih banyak juga yang belum dipahami. Pasrah saja untuk SIMAK UI.

Seminggu menjelang SIMAK, aku pun semakin malas. Merajalela. Sampai2 ibu bilang, "Kamu itu mau ujian kok malah males2an, udah selesai belajarnya? Yang tenanan to dek, keterima kan g ada salahnya". Wah ibu, benar juga ya. Meski aku sangat tak yakin diterima waktu itu, tapi aku punya peluang untuk masuk.
(setelah masuk UI baru aku tahu bahwa peluang SIMAK FKUI tahun 2009= 86/11000)
Tapi tetap saja, tak ada niatan untuk belajar lebih. Hanya satu kopian buku yang habis kubaca, "kumpulan soal UM UGM" terbitan Neutron.

28 febuari 2009 pukul 00.00: Pengumuman PMDK UNS
Qodarullah, Allah belum mengijinkanku diterima. Mimpi terbesarku untuk masuk FKUNS pupus sudah. Sejujurnya, aku sangat berharap. Mengingat bahwa FKUI antara khayal dan mimpi, aku sangat optimis dengan FKUNS. hiks. Tapi tak apalah, mungkin Allah menggariskan jalan lain yang lebih indah untukku.

28 febuari 2009 pukul 14.00: Perjalanan menuju Jogja
Lokasi ujian terdekat adalah Kota Jogja. Siang itu, aku bapak ibu dan adik berkemas-kemas menuju Jogja. Seperti mau liburan. Jarang2 aku pergi ke Jogja bersama keluarga seperti waktu itu. Dihiasi oleh hujan, indah sekali perjalanannya. Sudah pasrah, yang penting melangkah saja. Yakin saja, Optimis saja. Kamu bisa melalui esok dengan langkah pasti. Sesampainya di Jogja, aku langsung menuju ke lokasi ujian, melihat ruangan.

Malam hari aku tak bisa tidur. Memikirkan tentang apa yang akan terjadi esok.
Aku telah ditolak oleh satu universitas, akankah UI memberiku tempat meraih cita? Akankah UI menjadi pelabuhan selanjutnya? Aku tak tahu, tak pernah tahu. Bahkan saat bapak ibu dan adik telah tertidur lelap, aku masih saja merenung dalam diamku. "Ya Rabbi, hamba ikhlas akan setiap rencanaMu. Jika UI memang yang terbaik untukku, maka hilangkanlah perlahan kegalauan di hati. Tenangkan jiwa hambaMu ini.."

1 Maret 2009 pukul 04.00
Rasanya baru sekejap memejamkan mata, sudah terbangun lagi. Aku tak bisa tidur. Kebiasaanku, jika sudah deg-degan dan gundah gulana ketika hendak menghadapi sesuatu. Aku berdiri di depan kaca, menatap mataku, dan berkata lantang, "Hanya sehari saja dan kau akan menyudahinya. Sehari dan kau pasti bisa! Jangan ragu, jangan takut. Lakukan saja yang terbaik, selebihnya biar Allah yang mengatur." Air mata pun menetes.

Hal seperti itu sering kulakukan, terutama saat akan mengikuti lomba-lomba waktu SMA. Aku yakin atas diriku. hehe.
It's time to prepare. Bersiap-siap, sholat mandi dan mengecek barang bawaan.

01 Maret 2009 pukul 06.30
Dengan modal sarapan sepotong Sari Roti dan teh manis, aku berangkat menuju lokasi ujian. Tentunya diantar oleh ibu bapak dan adik. Mereka tak pernah ingin melewatkan momen-momen penting dalam hidupku, begitu pun aku.

Hari ini, akan menjadi saksi perjalanan dan kisah kita. Apakah Allah akan melabuhkan kita di sini, atau Allah telah menyiapkan tempat lain di sana, yang tak pernah kita mengerti. Perjuangan akan terus dimulai, tanpa awal dan tanpa akhir. Seperti hari ini, akan berbicara tentang sebuah mimpi indah masa depan. Percayalah pada dirimu, optimis dan jangan pernah ragu. Bismillah, Semangat!

Dan waktupun menunjukkan pukul 08.00. Ujian pun dimulai. Akupun mengerjakan dengan baik, semampuku. Try out, anggap saja try out. :)
Dua jam terasa begitu lama. Istirahat sejenak, lalu ujian lagi. Hingga kira-kira pukul 13.00, aku baru benar2 lega menyelesaikan tantangan hari ini. Memang benar, hidup tak kan berarti tanpa mimpi dan tantangan..

Yang sudah ya sudah, yang berlalu biarkan berlalu. Sepulang dari Jogja, aku tak ingin mengungkit-ungkit lagi. Satu hal yang kuyakini sampai saat pengumuman tiba.
"Aku pasti bisa. Optimis diterima."

Beberapa teman menanyakan, bagaimana SIMAK UI??
Aku hanya menjawab, Alhamdulillah bisa.. Harapannya, agar malaikat meng-amin-i.. :)
Ada juga yang bilang, "kowe mesti ketampa". (kamu pasti diterima)
InsyaAllah amin, jawabku.
Kata teman-teman, aku memang terlalu yakin dan optimis. Padahal aku kesulitan saat menjawab soal, dan tak yakin sepenuhnya dengan jawabanku. Hiks.
Tapi lagi-lagi aku percaya, bahwa ucapan adalah do'a. Maka berkatalah yang baik2, ucapkanlah hal-hal positif. Kekuatan energi itu ada.
Aku pasrah dengan hasilnya, tinggal menanti saja waktunya tiba. Sebulan lebih 3 hari, lagi.

4 April 2009 pukul 00.30
Hape berbunyi. Ada telepon rupanya, bunyinya membangunkanku malam itu. Ketiduran, aku ketiduran. Malam ini pengumuman SIMAK UI, tapi aku tak tahan menahan kantuk. Hingga salah seorang teman, sahabat, dan saudariku tercinta meneleponku malam itu.
"Enni, selamet ya. Kowe ketampa KU UI."

Jeng-jeng-jeng. Antara sadar dan tidak sadar, aku terdiam beberapa saat. Tak tahu harus menangis, bersedih, senang, bahagia, atau apa??
Tapi sahabat yang satu ini tak mungkin bohong, I trust her. Dia diterima di Farmasi.
FKUI?? FKUI?? FKUI?? berulang-ulang kata itu kuucap dalam hati.

Tanpa pikir panjang, aku langsung membuka accountku lewat hp.

Enninurmita Hazrudia
Selamat Anda diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Ya Rabbi, inilah rencanamu yang kunanti.. Aku memang bermimpi, tetapi semua terserah Engkau ya Rabbi. Dan kini, FKUI memang telah di depan mata.

Bapak ibu sudah terlelap, agak takut membangunkan beliau. Tapi harus. Aku tak mau menunda kabar gembira ini.
"Bapak ibu, aku diterima."
"Apa dek?"
"Kedokteran..."
Ucapku melemah, aku berusaha menahan air mata di depan mereka.
"Alhamdulillah, beneran?"
"Iya, ini buktinya."
"Ya Allah, kaget ibu dek.."
"Iya, FKUI pak bu. FKUI."

Antara mimpi dan kenyataan. Aku masih tak percaya setelah berita itu datang.
Dalam sekejap, semua berubah. Semuanya.
Dari hal kecil hingga hal besar. Dari yang dekat hingga yang jauh.
Sebentar lagi, aku akan melangkahkan kaki menuju tempat yang berbeda, yang belum terterka seperti apa medannya.

Segala hal terkait pengiriman berkas, pendaftaran ulang, semuanya kujalani dengan percaya tidak percaya. Tak kusangka, begini akhirnya. Tak kuduga, begini pula awalnya. Dalam upaya pencapaian cita-cita, dengan modal nekad dan coba-coba. Dengan membawa setangkup mimpi, do'a, dan usaha.

Dengan berbagai lika-liku apakah FKUI yang memang akan kupilih, dengan berbagai pertimbangan jarak, fisik, mental, finansial, dan tetek bengeknya. Akhirnya bapak ibu dapat melepasku benar-benar ke Kota ini. Jakarta, di sini aku berlabuh. FKUI, tempatku merajut mimpi yang lebih tinggi.

Sekali lagi, dalam perjuangan tiada awal dan tiada akhir. Karena awal dimulai setelah akhir, dan akhir akan selalu berlanjut dengan awal yang baru. Begitu seterusnya, sampai kita kembali ke hadapanNya.
Maka bawalah dan carilah bekal sebanyak-banyaknya di dunia ini. Melalui mimpi yang akan terus terajut, melalui langkah yang akan tetap terayun, melalui keringat yang tak henti mengalir, melalui kata lelah, pasrah, melalui setiap detik dalam hidup ini dengan penuh kesadaran. Bahwa kita diciptakan bukan tanpa tujuan.
Berikanlah yang terbaik untuk hari ini. Allah telah berencana, maka kita harus selalu siap atas hasilnya.

Sekarang.. Aku menjadi bagian dari FKUI..



Saat ospek fakultas itu, menjadi awal janji kebersamaan. Awal aku mengenal teman2 seangkatan, menjalin ikatan seumur hidup yang tak akan pernah terlepas. Dalam sebuah kata, SEJAWAT...


Menjadi bagian dari FKUI angkatan 2009 yang luar biasa. BISA!!!


Aku tak tahu, akan jadi apa aku sekarang jika aku tak pernah bermimpi. Karena aku melangkah dengan mimpi, bersemangat dengan meraihnya.
Still feel like in a dream, never wannna weak up. However, it's reality.. Buktikan kamu bisa!


Optimis, kita harus selalu optimis! Sehari saja dan kau akan menyudahinya. Begitulah aku, :)

9 komentar:

jagoanmertua mengatakan...

cie..haha


west mantep ya di fkui..

hehe,,


ngasi ra sido di tinggalke nang teknik elektro ugm..haha

Nafsa Muthmainna mengatakan...

hehe
aku jadi maluuu
ada aku yang disebut2 ik.
:p

maaf ya, sukanya acha heboh pas bangunin dulu..
lha tapi itu aku juga seneng banget ug..pas tau kamu keterima di FK UI, nita di FKG UI
nita juga pas keterima FK UNS tak telpon heboh gitu..
hahaha..dasar acha yang konyol.
maaf ya pooh, acha emang hebohan gini :p

emm, acha suka sekali postingan ini..
truly, inspiring me.
satu hal yang acha suka, enni itu selalu optmis, dan itulah yang menular padaku.
keep moving forward ya ukh.
mari jadi dokter yang hebat!!
^^

Yoshino Amaryllis mengatakan...

cie cie...ihiy... :p

Griya Cendekia mengatakan...

selamat bagi temen2 yg telah melangkah ke tangga cita2 yg lebih tinggi..

Syat : kok ada TE UGM maksute apa?

ni bukan blogku,,punyaku harimgh.wordpress.com
numpang promo...hehe

Nur Mutmainnah ‏ mengatakan...

keren... :'( ampe ikut terharu gini...BISMILLAH SEMANGAT!

Anonim mengatakan...

Terimakasih, tulisan anda memotivasi saya. :)
Semoga bisa menjadi dokter yang baik. Aamiin.

Anonim mengatakan...

Kak masih inget aku ga temen TPA mu waktu masih SD

Nurmita mengatakan...

Oia, siapa ya dek namanya? :)

Chihaya mengatakan...

wah.. sangat mengispirasi saya kak.. semoga jadi dokter yang baik ya.. :D

Posting Komentar