Selasa, 01 Januari 2013

Random

Akhirnya ngeblog lagi. Tulisan perdana di tahun 2013.

Emm, bicara tentang dokter, pasti lekat dengan tanggung jawab yang seabrek. Kesan sibuk luar biasa yang hampir-hampir tak punya waktu untuk berleha, bahkan sejak menjadi mahasiswa.
Benarkah?

Ya, lagi-lagi itu semua pilihan.
Tapi bicara tentang wanita, rasa-rasanya memang kita dituntut untuk menjadi seseorang yang harusnya lebih banyak punya waktu di rumah, terutama saat sudah berumah tangga nanti. Dan sejujurnya, memang itulah yang seringkali menggelayuti pikiran. Saya ingin jadi dokter yang juga punya banyak waktu di rumah.
Miris, mendengar curhatan dokter-dokter, "Ya ampun, semalem gue cuma ketemu anak gue 2 jam. Mana ntar malem jaga."

Apakah itu artinya, amanah dokter harus saya tinggalkan? Tidak-tidak, sejujurnya saya tidak mau kalau begitu. Saya ingin menjalaninya secara beriringan. Amanah sebagai anak, istri, ibu, dan dokter. Perjuangan 5 tahun bukan perjuangan yang mudah, dihiasi dengan suka duka yang tiada hentinya. Jadi, sangat disayangkan ketika kita memilih untuk menanggalkan profesi dokter dan memilih untuk hanya berada di rumah.
Kalau semua dokter muslimah berpikir demikian, lalu siapa yang akan peduli dengan pasien-pasien sesama muslimah?

Bukan artinya kita melalaikan tugas seorang wanita yang mulia, melainkan berusaha menjadi wanita yang multiagen. Saya adalah satu dari 'entah berapa' orang dokter muslimah, yang ingin menjadikan dokter sebagai sarana beramal bermanfaat dan berdakwah, bukan untuk mencari nafkah utama. Kalau nafkah, insyaAllah sudah ada yang mencari, rezeki juga sudah diatur sama yang Maha Pemberi.
Khawatir nanti suami dan anak-anak tidak terurus? Kalau saya sih tidak khawatir (soalnya belum ngalamin hehe), justru optimis dan merasa tertantang.
Terharu melihat perjuangan dokter-dokter muslimah, yang mampu mengurusi rumah tangga, mendampingi suami, mendidik anak-anak menjadi generasi yang hebat, meningkatkan kualitas diri, tetapi juga tetap berdakwah dengan menjalankan profesi dokternya.

Tulisan ini random? Memang. Hehe.

Intinya, harapan saya tidak muluk-muluk, "Membentuk keluarga dan generasi hebat, menjadi dokter muslimah yang bermanfaat". Semoga nanti, bisa sama-sama saling memahami, menyusun visi dan misi bersama untuk masa depan yang penuh arti. Bersama seseorang yang hebat, insyaAllah aamiin. :)

Endingnya ditutup dengan quote 'agak galau':
"Tak perlu seseorang yg sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun. Yang mampu memahami dan menjadi alasan kuat untuk terus melangkah bersama, meraih mimpi yang ada." (dari twitternya @HabibiDanAinun, dengan sedikit perubahan)

0 komentar:

Posting Komentar