Sabtu, 23 Februari 2013

Sampaikan, en!

Kemarin, selepas ujian dan mengakhiri hari-hari sebagai koas kardiologi, ada satu sesi di mana kita -dokter muda K- saling mengevaluasi.

Saat tiba giliran disebut nama Enninurmita, alhamdulillah hanya ada tiga orang teman yang mengangkat teman. Itu artinya,saya ga bermasalah. hehe.
Dimulai dari sang moderator yang bertanya, "Ayo sekarang giliran enni, ada ga yang mau mengevaluasi enni, atau mengomentari enni, atau pernah bermasalah sama enni?"
Semua diam, tersenyum. Menggeleng.
Lalu mbak Yusia cuma bilang, "Enni itu, touch of heartnya tinggi banget." 
Neologisme mbak yus, yang artinya touch of heart = memahami orang lain, peka. Alhamdulillah.

Dua orang mengangkat tangan. Komentar yang sama.
Dari Afifah, "Enni, cobalah menyampaikan kalo ada yang bikin kesel marah atau kecewa. Jangan disimpen."
Dan Aravinda, "En, kalo emang enni merasa ga perlu diomongin langsung ke orangnya atau g perlu dibagi, gapapa enni ga share ke kita. Tapi kalo berhubungan sebagai satu kelompok, sampein aja. Jangan sampe enni yang berkorban."

Saya hanya menjawab, "Terkadang, ketika aku kesal atau marah dan aku ceritakan ke orang lain. Bukan artinya aku meminta solusi, tapi aku butuh tempat berbagi. hehe. InsyaAllah setiap masalah bisa diselesaikan."

Dan akupun terdiam. Ya, that's my weakness. Terlalu sulit buat saya untuk menyampaikan kekesalan saya terhadap orang lain. Paling saya hanya butuh waktu sebentar untuk melampiaskan (lewat diam, air mata, atau cerita ke teman terdekat), lalu perasaan itu hilang dengan mencoba bersabar. 

Sejak setahun lalu, saya belajar untuk menyampaikan. Ini inti nasehat dari seseorang yang begitu peduli dengan saya, Aravinda. Piss! :)
"Ketika kita ga suka dengan sikap dan ucap orang lain, kita berhak untuk menyampaikan. Kalo kita ga bilang, dia g akan pernah tau dan apa yang kita hadapi sekarang mungkin akan terus berulang dan g ada solusinya. Jangan salahkan dia di masa depan ketika nanti dia berbuat demikian. Karena kita g pernah memutuskan untuk 'menyampaikan'."
Hingga sampai saat ini, tiap saya melihat ada sesuatu yang salah di depan mata saya, selalu terngiang-ngiang di telinga, "Bilang en! Kalo kamu ga bilang, semuanya g akan jadi lebih baik".
Dan saya terus belajar, berusaha untuk selalu menyampaikan. Mencoba berani untuk berkata 'Tidak', selama tidak merugikan saya dan orang lain.

Ternyata masih tetap saja, sesekali saya merasa ga enakan, hingga disimpan saja di dalam hati. Tapi saya akan terus belajar, untuk berani 'menyampaikan' dan berkata 'Tidak'.. :)




2 komentar:

Dewi Sitoresmi mengatakan...

Semangat untuk terus belajar menyampaikan ya, En..
:)

Nurmita mengatakan...

iya mbak dewi, akan selalu belajar menyampaikan.. :)

Posting Komentar