Minggu, 10 Maret 2013

Chemistry

Baru saja berakhir Hujan di sore ini Menyisakan keajaiban Kilauan indahnya pelangi Tak pernah terlewatkan Dan tetap mengaguminya Kesempatan seperti ini Tak akan bisa di beli
Bersamamu ku habiskan waktu Senang bisa mengenal dirimu  
Rasanya semua begitu sempurna Sayang untuk mengakhirinya  
Melawan keterbatasan Walau sedikit kemungkinan Tak akan menyerah untuk hadapi Hingga sedih tak mau datang lagi


Tiba-tiba teringat seseorang di sana, yang selama tiga tahun di SMA selalu bersama, saling menemani dan menguatkan..

Ada chemistry yang kuat, antara aku dan kamu. Ya, karena kita sama-sama cinta kimia. :)
Pertama kali tahun 2007, kita ikut Lomba mapel kimia waktu kelas satu. Perasaan deg-degan tiada tara, pertama kalinya mengikuti kompetisi di SMA. Pada akhirnya, kamu mampu membuktikannya, kamulah yang jadi juara satu, aku belum beruntung. Ternyata, kita mampu bersaing dengan siswa kelas 2 dan 3 lho..

Lalu, kesempatan kedua Febuari 2008, di kesempatan yang sama pula, tapi kali ini diadakan di FKIP Kimia UNS. Ingatkah? Perjalanan kita waktu itu? Izin meninggalkan sekolah, berangkat berdua naik motor ke kampus UNS, lalu berjuang bersama pula. Sebagai dua orang siswa Smansa Solo yang hendak mengadu kemampuan. Hmm, memang begitulah. Tampak semua orang terlihat takut dan ragu menatap kita, bukan apa apa. Karena titel smansa yang sudah dikenal sering memboyong piala. Padahal mereka tak tahu, kita hanya siswa kelas 2 SMA.. hehe.
Waktu itu, kita lolos 10 besar dari sekian peserta. Masuk semifinal --> praktikum kimia, 10 soal. Untuk pertama kalinya, aku dan kamu mencoba titrasi asam basa. Padahal di sekolah belum diajarkan, tapi alhamdulillah sudah sering mencoba berdua di lab kimia. Hmm, terlewati sudah, kita berdua masuk 5 besar. Dan alhamdulillah, kamu jadi juara pertama lagi, aku nomor 4 nya.. Salut.. Ingat pulang-pulang bawa piala, naik motor lagi. Lalu mampir ke toko sepatu, beli sepatu ade-ray, habis dapet rezeki.. :)

Tidak berhenti sampai di situ, Febuari 2008 pula, kita berangkat berdua ke ITS Surabaya, pupuk bawang ikut Olim Kimia Se-Jawa Bali Lombok. Bersama siapa? Kamu tau tentunya. Bersama dua orang senior kita, yang luar biasa hebatnya. Perjalanan solo-surabaya terasa sangat menyenangkan. Bersamamu, izin sekolah dua hari. Pulang pergi dengan kereta eksekutif gratis, menginap di asrama haji sukolilo surabaya. Bukan tentang kalahnya kita yang aku ingat, toh dari awal aku katakan, jadikan ini sebagai ajang coba-coba dan cari pengalaman. Kita masih kelas 2, artinya kalau bisa masuk 20 besar saja sudah bagus. Tapi inilah saatnya kita liburan dan merajut cerita indah masa depan, bahwa kita pernah ada di sini. 
Kisah nasi pocol, makan sekotak berdua karena dimakan kucing, menemani kedua senior kita berjuang seharian hingga meraih juara 3, ditinggal tidur dan dibiarkan sendiri mencari makan malam-malam, ditinggal pembimbing, hingga kesiangan bangun esok harinya lalu harus lari-lari pesan tiket ke stasiun. Ada lagi?
Ups, dua bungkus nasi pocol tanda ucapan maaf yang diletakkan di depan pintu kamar pagi-pagi. Dan turut berbangga hati, bisa memegang piala kemenangan, meski bukan punya sendiri.. :')

Lalu, kesempatan lainnya, lupa bulan apa ya, tahun 2008. Kita ikut OSN Kimia tingkat kota. Soalnya susah, selesai ujian kita menyocokkan soal, tapi rupanya hampir semua jawaban berbeda. Hingga akhirnya, alhamdulillah, aku dan kamu ada di nomor 1 dan 3. Masih ingat tak siapa nomor 2 nya? Teman kita yang unik itu, Driya. hehe. Yang jurus penenangnya terbawa hingga sekarang, 'tenang,,tenang,,tenang'. Alhamdulillah waktu itu aku sampai di tingkat provinsi, tentunya tak lepas dari semangat dan dukungan darimu, yang dari kota solo selalu mengiringi langkahku menuju semarang. Ini sok swit banget kata-kataku.

Kesempatan lainnya pula, tahun 2008, ikut lomba mapel kimia yang kedua. Gantian, kali ini aku yang jadi juara pertama, kamu di nomor 4 nya. Alhamdulillah. Tapi pengumuman dan pembagian hadiahnya sungguh-sungguh molor dari jadwal yang ditentukan. Waktu itu kelas 3, sedang jadi moderator acara di Studi Islam Intensif SMANSA, lalu dipanggil datang ke Dikpora. Antara senang mau dapet hadiah, dan sedih karena harus meninggalkan sebentar pesantren kilatnya. Pun berdua, melalui jalanan yang sepi dari asrama haji donohudan menuju Dikpora Solo. Ikut apel pembacaan juara dan pembagian tropi. Rupanya ibu yang membacakan nama terlihat sulit mengeja. Jadilah aku dipanggil Ennurmita, dan kamu Nafisa Munatsika.

Dan event lomba terakhir, Febuari 2009. Lomba kimia UNS edisi 2, lolos 10 besar lagi kita, lalu lolos final lagi. Pertama kalinya ikut final yang tipenya cerdas cermat. Begitu semangatnya aku memencet tombol setiap kali pertanyaan selesai dilontarkan. Maaf ya, waktu itu aku rakus, entah aku sudah menjawab berapa banyak soal. Bahkan tak kusisakan banyak kesempatan untuk pesaing lainnya. Hmm, kita pernah bilang kan, di luar kita teman dekat, sahabat, tapi dalam kompetisi, kita profesional. Alhamdulillah lagi, waktu itu mendapatkan piala paling tinggi yang sudah kuincar dari pagi. 
Lalu kita, pulang bersama, hujan-hujanan menaiki motor tercinta. Berdua saja, ditemani piala yang disembunyikan di bawah jas hujan. Menuju sekolah. Diakhiri dengan rehat sejenak di Masjid Annur smansa.

Dan kerjaan kita tiap kali melintasi lobi sekolah, melihat lemari yang isinya penuh dengan piala, adalah 'mencari-cari di mana piala kita?' Ya, ternyata akhirnya kita mampu membuktikan. Bahwa sejarah ke belakang, di mana kebanyakan hanya ikhwan ikhwan yang mampu berprestasi di sekolah, kita patahkan. 
Ingat sekali kata-katamu, "kita harus buktikan en, kalo akhwat juga bisa, jangan cuma ikhwan yang punya hak special di depan guru-guru". hehe. Of course, itulah aku dan kamu, sevisi, satu tujuan dan cita-cita. InsyaAllah.

Itulah rangkaian cerita kita, masih dalam ranah, 'kompetisi' dan 'kimia'. Sedang di luar itu, ada berjuta cerita lain yang mengendap di dalam ingatanku. Tapi kali ini ada sebuah cerita yang membuatku penasaran. hehe.

Tentang KOTAK.

Semoga selamanya selalu begitu, janganlah berganti..
Tetaplah seperti ini..

Semangat sayang, semoga do'a do'a kita sampai padaNya..
Ikatan kita sebagai pengingat dan penjaga..
Menjadi penjalin langkah menuju surga.. 
Because distant never separates two hearts that really care.. 

For you, Nafsa Muthmainna. Thanks. :)


2 komentar:

Nafsa Muthmainna mengatakan...

:')

ada satu kisah yang belum tertulis disini.
Kala menjelang akhir tahun ketiga, saat kita sama-sama mendapatkan tawaran ikut lomba di UNAIR, Surabaya.

Saat itu aku mundur dari lomba, dan kamu sempat sedikit sedih karenanya. Aku tahu kamu kesepian saat itu, mengikuti pelatihan sendiri tak bersamaku. Maka iseng aku buatkan sebuah burung bangau untukmu. Malu-malu aku melangkah menuju perpus smansa dan memanggilmu. Menyerahkan burung bangau pemberi semangat padamu.
Dan akhirnya, aku melihatnya. Seulas senyum manis darimu untukku. Hehe

Ahh, ukhti..Terimakasih banyak untuk semuanya.
Kisah ini selalu menjadi pengikat di antara kita.
Insyaa Allaah.

Kotakku akan kuceritakan pada waktunya, sayang.
Insyaa Allaah.

Bersabar dulu ya, sampai saat itu tiba :)

Tetap saling mendo'akan ya sayang.
^^

Nurmita mengatakan...

iya, bagian itu.. sampai skg, bangau nya masih disimpen.. ada surat di dalamnya..

ga kesepian lagi setelah itu, karena doa dan semangatnya acha yang turut menyertai langkah kakiku. akhirnya bisa sampe di unair..

hihi, juga tentang foto kakashi dan surat2 lainnya.. kalo diinget2, itu so sweet banget.. :p

insyaAllah ukh, bersabar.. semoga disampaikan tepat pada waktunya.. :)

terus belajar dan memperbaiki diri! semoga Allah limpahkan selalu berjuta kebaikan.. aamiin.

Posting Komentar