Cermin itu kaca..
Cermin itu bayangan..
Cermin itu kita..
Cermin itu tanpa dusta..
Mungkin seperti itulah, sederetan dan serentetan arti sebuah cermin bagi kita. Bervariasi, beraneka rupa, tergantung dari sudut mana kita menilainya.
Cermin yang saya maksud di sini, bukanlah cermin yang seperti saya gambarkan di atas.
Lalu apa?
Segalanya adalah cermin. Kemampuan kita untuk mengaca dan melihat hal-hal baik dan keunggulan pada siapapun yang ada di sekeliling, baik dia sahabat atau musuh, akan memberi nilai kebaikan pada tiap hubungan yang kita jalin dengan mereka. Kita bercermin, melihat bahwa ada selisih nilai antara kita dan bayang-bayang di dalamnya. Lalu kita menghargai kelebihannya, sehingga kebaikan itu makin bercahaya.
Kebaikan, cinta, sayang adalah cermin. Ketika kita bercermin pada saudara atau sahabat kita, di sanalah kita menatap bayangannya dengan penuh cinta. Dari sanalah, kita belajar lebih. Tak hanya takjub dan kagum dengan apa yang kita lihat, tapi juga disertai dengan upaya untuk mengejar kelebihan mereka, mencapai nilai di mana kita dapat menyentuh tingkatan akhlaq mereka.
Dari sanalah, kita bercermin untuk menggapai derajat yang lebih tinggi. Hingga cinta antara kita dan mereka pun menjadi semakin tinggi, menuju puncak keindahan yang tak semua orang merasakan.
Berkaca alias bercermin dari sebuah hadist.
"Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya"
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Al Ausath dan dishahihkan oleh Al AlBani dalam Sahih Jami’ush Shaghir no 6531.
Seorang mukmin bisa menyaksikan dan mengetahui kekurangannya dari mukmin yang lain, sehingga ia laksana cermin bagi dirinya. Tetapi cermin itu tidak memantulkan gambar secara fisik, melainkan memantulkan gambar secara akhlak dan perilaku. Islam juga sebagaimana dalam banyak hadits menganjurkan dan mengajak pemeluknya agar sebagian mereka mencintai sebagian yang lain.
Mereka saling menambal kekurangan dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran..
Maka hendaklah kalian mengetahui sifat teman kalian dan temannya lagi..
Maka bercerminlah, karena cermin itu jujur dan tulus agar kita dapat berpenampilan sebaik mungkin..
Bersama saudara dan sahabat kita..
Semua itu ada..
Apakah cukup demikian?
Ternyata ada yang lain, bahwa kebencian juga merupakan cermin.
Kata seorang penyair besar Jerman, Herman Hesse
"Jika Anda membenci seseorang, Anda sebenarnya membenci sesuatu dalam dirinya yang merupakan bagian dari diri Anda. Aoa yang bukan merupakan bagian dari diri Anda sendiri sama sekali tak kan mengganggu Anda".
Tahukah apa artinya?
Ketika kita menatap seorang saudara atau sahabat, lalu kita menemukan aib atau kekurangannya. Kemudian kita membenci. Sama artinya kita menemukan kekurangan kita.
Sesungguhnya, ketika kita melihat siapapun, mereka adalah tempat kita bercermin untuk melihat bayang-bayang kita.
Adakah retak-retak di sana?
Seringkali kita jumpai, memang ada retak yang menghiasi bayangan kita dalam kaca. Keindahan Islam mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang terletak pada akhlaqnya. Retak yang terpantul dari bayangan, mungkin bukan terletak pada kaca yang usang atau kaca yang sudah tak layak lagi. Tapi retak itu berada pada diri kita, yang sedang terdiam memandang arah ke bayang-bayang.
Kita lah yang harus berbenah, merapikan retakan yang ada, menyusun kembali rangkaian bayangan indah yang seutuhnya. Yang harus diperbaiki bukan seseorang yang menjadi tempat kita berkaca, yang mungkin kita temukan cela dan kelemahannya, tetapi diri kita lah yang berkaca padanya. Yang harus diperbaiki bukanlah bayang-bayang yang ada di sana, tetapi diri kita lah yang tergambar di dalamnya.
Maka sadarilah bahwa diri ini begitu tak sempurna. Menyimpan berbagai kelebihan dan kekurangan yang sebenarnya adalah bagian dari saudara kita yang lain. Karena ikatan aqidah, ikatan iman dan Islam akan selalu menjadikan hidup ini bermakna.
Sempurnakanlah jiwa kita agar pada siapapun kita berkaca, di manapun kita berkaca, akan kita temukan bayang-bayang yang indah mempesona. Agar mampu mencerahkan serta memantulkan akhlaq yang jelita, sebagai cermin dari ikhtiar kita untuk semesta raya.
Maka, bercerminlah pada siapa saja..
Maka, bercerminlah..
1 komentar:
caranya pasang tema kaya gini gimana ya mb. Sudah saya coba download, tp tidak ada file .xml nya. Mohon petunjuknya mbak..
Posting Komentar