Rabu, 20 Juni 2012

Lagi-lagi, Galau

Puas, tidur 3.5 jam. Setelah berniat ingin rehat dan melupakan semua yang ada di pikiran, sejenak.

"Saya lihat, kamu agak berbeda akhir-akhir ini."
"Ya kak, saya lebih berani."
"Bahkan setiap masukan saya, kamu tekel. Tapi bukan karena saya."
"Bukan kak. Sip, saya mengerti."
(Berpikir)

Kereta ini, sudah hampir setengah tahun berjalan. Dilihat oleh banyak penumpang dan banyak orang luar. Apa karena istimewa? Bukan, karena kereta ini tampak teduh sedari dulu. Nyaman bagi orang-orang yang berada di dalamnya.


Perbaikan demi perbaikan telah dilakukan, bahkan perubahan demi perubahan. Untuk kereta yang lebih baik. Kita tambal setiap lubang yang mengganggu pandangan mata, kita bersihkan isinya, kita penuhi cadangan batu bara, lalu kita hias seindah mungkin. Bahkan kita pahamkan setiap orang yang berada bersamanya, "Kereta ini harus tetap melaju, kereta ini harus  punya pencapaian. Dan semua peran itu, ada di kita".


Betapa sulitnya. Ketika harus terseok-seok penuh arti, untuk menyemai sinar layaknya mentari. Menyebar kebermanfaatan bagi sesama, dekat dan bersahabat.
Tetapi begitulah kehidupan, ada banyak hal yang terkadang masuk, menyelinap, menggerogoti. Akan perasaan ingin berhenti
Menyatukan visi penumpang memang tak mudah. Sesekali aku diam dan berpikir, "Ide sudah digali, tapi belum mampu terealisasi. Sedang mengusahakan."
Sesekali seseorang di dalamnya bertanya, "Mengapa tak kita coba saja?"
Yuuk.
Atau sesekali juga seseorang bertanya, "Mengapa masih sama saja dengan perjalanan kereta kita tahun lalu?"
Dug.. Nuraniku yang paling dalam tersentil. Aku paham, aku paham. Ketika penumpang senior berkomentar, ingin agar kereta tahun ini berjalan dengan lebih baik. Dengan masinis dan awak kereta yang muda. 


Tapi percayalah, kita semua sedang berusaha. Coba lihat lebih dalam, lebih. Tidakkah terlihat lubang-lubang tengah ditambal, hingga kita tak harus kebasahan karena dinding kereta yang bocor. Tidakkah terlihat semangat penumpang yang mulai membara, ketika di akhir perjalanan lalu sempat memadam, ketika kita harus memantiknya kembali sekuat tenaga. Tidakkah terlihat setiap bekal yang berusaha kami bagi, ketika semenit, sejam, beberapa saat, kereta berhenti, lalu menumpahkannya ke penduduk sekitar. Tidakkah terlihat positifnya? Lalu mengapa harus retak-retak kecil yang selalu diangkat?
Tidakkah terlihat? Tidakkah terlihat? 

Allah, mungkin kesabaran yang tengah kau uji. Taatkah untuk menghadapi semua ini.
Bukan tak ingin aku mendengar. Hanya saja, dalam hati terjadi penolakan besar.
Kita tengah berusaha, perlahan. Mimpi-mimpi tengah disusun, proses perencanaan tengah diatur, dengan waktu-waktu yang tengah dibagi agar setiap strategi berjalan sesuai idealisme kita.
Maka bersabarlah. Ketika perubahan nyata belum nampak di pelupuk mata, dan ketika kesannya sama-sama saja dengan tahun sebelumnya.
Tapi sekali lagi, percayalah, kita semua sedang berusaha.
Coba lihat lebih dalam, tak setitik pun kau lihat adanya perubahan?
Maka maaf, kalau akhir-akhir ini aku tampak mentekel setiap masukanmu kakak. Karena aku tak suka, dengan sikapmu yang terus saja membanggakan yang lalu-lalu. Atau menyama-nyamakan kegagalan yang ada di tahun-tahun lalu..
Coba lihatlah, kita tengah berbenah. Coba lihatlah, fokus perbaikan internal yang coba kita angkat tahun ini. Coba lihatlah, rencana keumatan yang tengah kita susun. Coba lihatlah, coba lihatlah.
Maaf. Karena aku menghargai, setiap peluh dan tetes keringat dari setiap awak kereta. Mungkin kasat mata, tapi tampak begitu bersahaja. Karena aku mengetahui, setiap upaya mereka meredam keluh yang kerap kali membuat hati luluh. Ya bisa dibilang, kita telah mengakhiri tahap perbaikan karakter, perbaikan niat, perbaikan ruhani. Melangkah pada fokus eksternal, menebar cahaya dan manfaat sebanyak-banyaknya.
Semua ada waktunya.

Itulah mengapa, biarkanlah kereta ini berjalan sesuai dengan mimpi dan target yang telah kita rangkai, di awal tahun perjalanan.
Tunggulah, tunggu, hingga semua mata terbelalak..
Akan ada saatnya, mungkin bukan sekarang, tapi keyakinan kami berkata, PASTI. :')


(penutup kegalauan malam ini)





0 komentar:

Posting Komentar