Sabtu, 14 April 2012

Galau Amanah, Galau Dakwah

tik tak tik tak
waktu berdetak

Sudah tiga bulan? Ya, sudah tiga bulan. Amanah ini saya, kamu, dan kita semua pegang.
Ada banyak titik, di mana saya seringkali galau menatap ke belakang, ragu menatap ke depan.


Apa saja yang sudah saya perbuat? Apa saja yang telah saya usahakan?
Saya merasa, baru sedikit. Kinerja kita belum maksimal.
Entah di mana celahnya, hingga ada banyak titik di mana kita terkulai lemah tak berdaya.
Seolah tak bisa mengusahakan apa-apa.


Keoptimisan saya, tak ada artinya, ketika tak disertai dengan keoptimisan kalian semua.
Gerak saya, tak akan selaras, ketika kita semua masih berbeda arah.


Saya galau. Teringat kata seorang teman, sebut saja Aravinda. Dari seorang temannya berkata, "Galau yang boleh dipelihara adalah galau amanah."
Mengapa galau?

Pertama, karena amanah ini, akan dipertanggungjawabkan kelak di hari akhir. Saya takut, takut sekali, melihat apa yang saya bawa, apa yang saya berikan untuk kalian semua belum maksimal. Melihat kita yang tak semangat, lelah, saya semakin takut. Bahwa diri ini belumlah mampu memberikan yang terbaik untukNya. Belum mampu berkontribusi lebih atas nama LDF.
Kalau boleh saya minta, ayolah teman, kita bangkit dan bergerak bersama!
Keberadaan kalian dalam kebersamaan kita, akan menjadi sebuah kekuatan besar yang membuat kita bertahan sampai akhir. Sesulit apapun.

Kedua, karena sepertinya kita masih belum memahami, mengapa harus ada kita di sini? Mengapa harus kita yang berada di deretan atau baris paling depan untuk memperjuangkan agamaNya?
Ya, karena kita adalah yang terpilih. Tentu, bukan karena kita yang terbaik. Tapi karena Allah yang memilih kita untuk mengembannya, memberikan kesempatan untuk belajar, membangun kedewasaan tepat pada waktunya. Saya paham, beragam rintangan kerap kali menjadi halangan untuk melangkah ke depan. Komunikasi yang belum lancar, kemalasan yang datang, ketidak pedulian, kekecewaan, pesimis, atau apapun itu, terlontar dari ucap bibir kita. Hingga akhirnya menyeret kita semua, pada satu kata. MENYERAH.
Padahal bukan seperti itu, Allah mendidik kita. Allah telah menganugerahkan kita berbagai nikmat dan ujian dalam rangka akselerasi keimanan. Maksudnya?
Ya, amanah-amanah yang kita jalani ini, punya banyak makna dan pahala.
Lembaga Dakwah Fakultas, asingkah dengan namanya? Terkadang saya sendiri masih merasa, cap LDF di pundak saya terlalu berat. Cobalah berpikir:
"Bahwa amanah ini adalah salah satu nikmatNya untuk meraih amalan baik sebanyak-banyaknya, melalui upaya kita menempuh jalan yang diridhoiNya. Merupakan satu jembatan untuk lebih dekat menuju surgaNya. Nikmat bukan?"
"Bahwa amanah ini adalah salah satu ujian untuk belajar mengerti dan melihat lebih luas, segala yang ada di sekitar kita. Kita diwajibkan menganalisa kebutuhan kampus akan keIslaman. Saya yakin, kalian paham kondisi kampus kita. Di mana, tanpa adanya sebuah LDF, mungkin warna Islam akan luntur perlahan. Tak masalah ketika baru sedikit yang tertarik. Itulah tantangannya. Kita harus pikirkan bersama, bagaimana agar dakwah ini lebih luas."
"Bahwa amanah ini adalah salah satu jalan untuk mengakselerasi keimanan. Ketika kita mampu berdiri di saat jatuh, berusaha mencari dan menjadi cahaya menuju binar sinar kasih sayangNya. Tak apa ketika langkah kita terseok, bahkan tertatih. Tapi yakinlah, bahwa cahaya iman akan semakin bersinar dalam hatimu. Melalui keikhlasan hati kita menjalaninya. Sabar dan syukur."
"Bahwa kita punya tantangan yang lebih untuk membuat kampus menjadi lebih baik. Lekat dengan warna-warni keIslamaman, melalui pendekatan keilmiahan dan kedokteran." 
"Dan bahwa kita semua akan bergerak bersama untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang telah kita susun sebelumnya."
Ketiga, karena saya tak mampu sendiri. Sungguh, keberadaan kalian di samping saya, sudah lebih dari cukup. Ketika saya melihat, senyuman tulus mengalir indah, kalimat-kalimat thoyibbah meluncur, dan membagi cahaya di saat kita sendiri hampir padam. Ya, itulah yang akan membuat kita bertahan!
Karena kalian tak pernah berada dalam kesendirian. Inilah dakwah: banyak tantangannya, tiada akhir, dan orangnya sedikit.
Jadi, saya ingin semua ini tak membuat kita lengah, gundah, bahkan, merasa lemah untuk melangkah. Jangan, jangan jadikan semua ini alasan untuk berhenti. Jangan, jangan jadikan semua ini menjadi pemicu retak di antara kita. Kalian jauh lebih bermakna, dibandingkan dengan meraka yang ada tapi tiada.

Terakhir, karena saya tak ingin melihat kalian merasa kita kekurangan. Kita cukup, kita cukup. Hanya kita tak menyadari. Ingatlah, bahwa kereta kita harus tetap berjalan.
Sunatullah, ketika ada yang berguguran di jalan dakwah. Tugas kita adalah tetap mengajak dan memberikan kesempatan untuk belajar. Tetapi saya tak ingin, ini semua menjadi kendala kita untuk berbuat lebih. Dengan alasan, "kurang orang", "kurang maksimal", "kurang siap sedia", atau "kurang yang lainnya".
Lihatlah yang ada di dekatmu, berundinglah, lalu bergegaslah untuk berlari. Apa yang bisa saya lakukan dengan SDM yang ada (tampak nyata)? Agar kereta dakwah tak terhambat jalannya? Agar syiar Islam tetap bisa berjalan?
Jangan terlalu fokus dengan mereka yang mulai terantuk-antuk, atau kesibukan-kesibukan lainnya. Pekalah dengan kondisi, pekalah dengan situasi. Jadi, saya tak ingin lagi, kekecewaan atas ditinggalkan dan diabaikan mengerogoti hati-hati kita. Sudahlah, tetap istiqomah.
Menangkanlah logika dan perasaanmu, kalahkanlah bisikan syaithon!!! :)

Empat hal itulah yang membuat saya galau, seringkali galau.
Ketika harus merelakan detik demi detik hilang begitu saja. Tanpa ada manfaat yang lebih untuk diri ini dan sesama.
Andai saja, kita pahami semua itu. Maka tak akan ada hati-hati yang tersakiti, waktu-waktu yang terlewati, kesempatan-kesempatan besar yang tak tersentuh sama sekali.


Perlu kalian yakini, kita akan selalu bersama. Memperjuangkan semua ini di kampus kita.
Hingga kelak, suatu saat nanti kita akan merindukannya, mengenangnya sebagai masa-masa kejayaan anak muda yang berhasil menorehkan jejak di kampusnya. 
Kampus yang dinamis, maka gerak kita harus sinergis.. 
Ya kawan??
WE ARE NOT SUPERMAN, WE ARE SUPERTEAM!!! 
Yuuuuk, kita munculkan Ide-ide Besar, ciptakan Perubahan Besar, untuk Berbuat Besar!

Untuk satu mimpi, visi dan misi, yang kita usung tahun ini:
Dekat bersahabat, semangat bermanfaat!!! :)


Sayuti, 14 April 2012
Baiti Jannati, Kosan Sayuti

0 komentar:

Posting Komentar