Sabtu, 14 April 2012

Muslimah Amanah :)

Muslimah harus amanah. Mengapa? 

Rasulullah saw. bersabda, "Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah, dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji." (Ahmad dan Ibnu Hibban)

Bagaimana seorang muslimah tidak amanah, padahal Allah telah menganugerahkan banyak nikmat yang sepatutnya dijaga dan dipelihara sebaik-baiknya.


Pertama.
Allah menitipkan tubuh yang sempurna pada kita, muslimah. Dengan segala aktivitas kecil di dalamnya. Di mana sel-sel hidup dan bermetabolisme setiap detiknya, menyusun dan merangkai energi untuk dapat menopang hidup kita, sepanjang waktu. Dengan dua tangan, dua kaki, dua mata, dan serentetan hal yang membuatnya lengkap tanpa cacat. Indah dipandang mata.
Maka sudah sewajarnya kita bersyukur dan menjaga amanah. Caranya?
Tutuplah auratmu sesuai dengan yang Allah bisikkan lewat bait-bait cinta dalam kalamNya, Al Qur'an. Karena keindahan dan kesempurnaan tubuh kita mahal harganya, tak semua mata dapat dengan bebas memandangnya.
"Katakanlah kepada wanita yang beriman :"Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka meukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."
Selain itu, tubuh kita punya hak lebih untuk dijaga. Asupan makanan yang sehat dan bergizi. Kebersihan diri dan lingkungan. Seringkali kita terlalu sibuk mengurusi amanah-amanah yang lainnya, hingga kita melupakan raga ini, yang lelah dan payah menopang jiwa ini ke sana-kemari, menunaikan satu demi satu kewajiban kita. Asupan makan sangat penting untuk keberlangsungan hidup kita. Otak butuh energi, otot juga, semuanya butuh makan. Di samping itu, kesehatan wanita sejak dini akan sangat berpengaruh bagi kehidupan seorang muslimah kelak. Misalnya, untuk kesehatan reproduksi, kesehatan organ seksual, kekuatan tubuh untuk hamil, menyusui, mengurus rumah tangga, dan aktif di masyarakat. Karena itu, selain menjaga aurat sesuai syari'at, muslimah juga harus menjaga asupan makanan serta kebersihan dirinya.
Rasulullah SAW bersabda ketika sahabat Abdullah bin Amr bin Ash berpuasa disiang dan malam hari, “Janganlah lakukan, karena sesungguhnya matamu memiliki hak yang harus engkau tunaikan, badanmu memiliki hak yang harus kau tunaikan, keluargamu memiliki hak yang harus kau tunaikan, maka puasa dan berbukalah, shalat dan tidurlah." (HR. Muslim).
Maka masihkah kita ragu untuk menunaikan amanah berupa penjagaan tubuh kita?


Kedua. 
Allah telah memberikan akal dan hati yang tak kalah sempurnanya. Yang dengannya kita mampu berpikir dan merasa. Memiliki kecerdasan tiada tara, hingga dapat mengukir prestasi di mana-mana. Memiliki perasaan yang lembut dan menyejukkan, menjadi penenang bagi orang-orang di sekitarnya.
Tahukah kalian muslimah? Akal dan hati adalah nikmat luar biasa yang dilebihkan untuk manusia. Yang menjadi pembeda antara manusia dengan mahkluk Allah yang lainnya.
Maka amanah kita adalah menjaga keduanya. Akal dan hati.
Gunakanlah akalmu untuk menelaah kalam dan ciptaanNya. Isilah untuk hal-hal yang bermanfaat saja, yang akan mendekatkanmu padaNya. Ada beragam ilmu yang harus kau kejar, sebagai bekal untuk mengejar masa depan yang bersinar. Ilmu tersebut, tentunya terdiri atas ilmu keIslaman, ilmu umum dan wawasan kontemporer, serta ilmu-ilmu pelengkap lainnya. Itulah wujud menjaga amanah berupa akal.
Dan untuk hati? Tentu kita semua juga tahu, bahwa menjaga hati adalah menghindarkan hati dari noda-noda. Maka, jauhilah celah-celah maksiat yang ada di dekat kita. Jauhilah bisikan demi bisikan setan yang tak pernah lelah mengelabuhi manusia. 
Menjaga hati dapat pula dengan mendekatkan diri pada apa-apa yang akan menambah kecintaanmu padaNya serta menjauhkan diri dari apa-apa yang akan mengurangi kecintaanmu padaNya. Banyak-banyak tilawah, banyak-banyak dzikir, serta berkumpul dengan orang-orang sholeh dan sholehah. Tentunya semua itu akan membuat hati kita lebih terjaga. Menjaga hati pun erat kaitannya dengan mata dan telinga. Sembari menjaga hatimu, jagalah pula mata dan telingamu, muslimah.
Tetaplah khuznudzon atas skenarioNya!


Ketiga. 
Allah telah memikulkan banyak peranan bagi kita, muslimah.
Sebagai seorang anak. Kita mempunyai kewajiban untuk menjaga keridhoan ayah dan ibu kita. Mengapa? Karena ridho mereka akan membawa kita pada keridhoanNya. Maka sudah sepantasnya kita berbakti kepadanya, ta'at kepadanya, serta berusaha menunaikan hak-hak mereka. Ingatlah muslimah, betapa kuatnya ibu, yang puluhan tahun mampu, membesarkan dan mendidik kita dengan sekuat tenaga, hingga akhirnya kita dapat berdiri tegak. Ingatlah jua, do'a ayah yang selalu terselip dalam untaian nasehatnya. Cinta yang terukir dari bulir-bulir keringat yang mengalir dari darinya. Semua karena cinta. Cinta adalah amanah untuk dijaga. Berusahalah memberikan yang terbaik untuk mereka, muslimah!
Saat kita berjumpa dengannya, harus ada senyuman yang terlukis di wajahnya. Karena kebanggaan atas kita, anaknya.
Sebagai seorang saudara. Saudara untuk adik kita, di mana kita dituntut untuk memberikan contoh yang baik untuknya. Karena kita lahir lebih dulu, itu artinya ada lebih banyak ilmu dan amal yang kita punya. Dan tugas kita adalah berbagi serta menjadi pemandu bagi adik kita. Saudara untuk kakak, di mana kita pula dituntut untuk menjadi adik yang cerdas dan penurut. Mengingatkan ketika ada cela muncul di antaranya. Jangan takut, usia bukan penghalang untuk saling menasehati dalam kebaikan. Dan ada kalanya, kita harus mendengar, sapaan dan perkataan dari mereka. Dari sanalah, kita belajar dari seorang kakak, yang lebih dahulu menyelami asam garam kehidupan di dunia.
Juga sebagai saudara atas sesama muslim lainnya. 
“Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan.” (Al-Bukhari dan Muslim). “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam.” (Muslim)
Sebagai seorang istri/calon istri. Kita muslimah, memiliki tuntutan besar. Untuk menta'ati suami, serta berbakti padanya. Menjadi penenang hatinya, menjaga hartanya, serta memenuhi segala kewajiban seorang istri kepada suaminya, serta menunaikan hak suami atas istrinya. 
Sabda Rasulullah SAW, “Perempuan (istri) adalah pemimpin di rumah suaminya dan bakal ditanya tentang kepemimpinannya itu serta tentang harta suaminya.” (HR. Bukhari-Muslim)“Sebaik-baiknya perempuan (istri) ialah yang menyenangkanmu jika engkau memandangnya.” (HR. Tabrani)Rasulullah bersabda, “Sebaik-baiknya istri ialah jika memandangnya kamu akan terhibur. Jika kamu menyuruhnya, ia akan menurut patuh. Jika kamu memintanya melakukan sesuatu, ia memenuhinya dengan baik, dan jika kamu bepergian, ia menjaga dirinya dan harta bendamu.” (HR. Nasa’i) 
Demikianlah Allah menyampaikan perintahnya pada kita. Untuk tetap setia menemani perjalanan suami dalam bingkai cerita pernikahan.
Sebagai seorang ibu/calon ibu. Tahukah engkau wahai muslimah, bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Di mana seorang ibu akan menuntun anaknya sejak dalam kandungan hingga lahir menjadi seorang insan yang sholeh dan sholehah. Membesarkannya penuh kasih sayang dan cinta, menanamkan nilai-nilai yang sesuai dengan syari'atNya, memberikan bekal yang cukup tahap demi tahap hingga mampu melihat anaknya tumbuh dewasa, menggapai mimpi-mimpinya. Tugas seorang ibu untuk mencetak generasi masa depan yang akan menjadi bagian dalam kejayaan Islam.
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (QS. An Nisa: 9)
Bukankah ini amanah yang sangat besar, hai muslimah?
Sebagai anggota masyarakat. Manusia telah diciptakan Allah berada dalam suatu kaum. Suatu jamaah. Dan dalam kumpulan manusia. Dari sanalah, manusia belajar untuk berinteraksi dan berbagi satu sama lainnya. Belajar juga untuk memberikan manfaat.

“Siapa yang melakukan amal shalih, baik laki-laki atau perempuan sedang dia itu mukmin, maka Kami akan berikan kepadanya penghidupan yang baik serta Kami akan memberikan kepadanya balasan dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka amalkan.” (QS. An Nahl: 97)

Maka muslimah, sebagai anggota masyarakat, kita wajib untuk memberikan konstribusi nyata di dalamnya. Dalam bentuk bersikap baik dengan tetangga, teman profesi, hingga ke tataran pemerintah. Muslimah harus berperan aktif dan tanggap terhadap isu-isu yang ada.


Keempat, terakhir.
Karena biar bagaimanapun, seorang muslimah tetaplah seorang hamba. Yang Allah ciptakan, tidak lain dan tidak bukan, hanya untuk beribadah kepadaNya. Hanya untuk ta'at kepadaNya.
"If its not for You, then for who?" (nm)
Maka di manapun dan kapanpun kita berada. Dalam kesendirian maupun keramaian. Dalam kebahagiaan maupun kesedihan. Dalam setiap masa dan keadaan.
Pahamilah.
Bahwa semua yang kita lakukan ini karenaNya, semua ini untukNya. Karena segala aktivitas kita, akan tertuju padaNya, sebagai seorang hamba.

Jika semua ini bukan untuk Allah, lalu untuk siapa?
Ketika kau masih mempunyai jawabannya, maka tanyakan kembali pada diri kita.
Seberapa luas cinta untuk Allah di hati kita?
Seberapa berharganya cinta dan perhatian untuk yang lain, hingga kita tak mampu menerima dan menjalankan segala amanahNya?

"Man 'arofa nafsahu, faqod 'arofa Robbahu"
Allah telah menyampaikan bait-bait cerita tentang amanah-amanah kita sebagai seorang muslimah.
Atas semua alasan di atas, masihkah engkau ragu muslimah, mengapa kita harus AMANAH?


Ada begitu banyak tanggung jawab, kewajiban, dan hak yang harus kita tunaikan. Ada beragam cinta yang tak pernah meminta balasan, hanya keberanian untuk membuktikan.
Maka sampaikanlah cintamu padaNya, lewat amanah yang terjaga. Sampaikanlah syukurmu padaNya, melalui ikhtiar demi ikhtiar yang kau rajut untuk meraih ridhoNya.


Ini semua untukNya, muslimah.. Karena amanah tak pernah salah memilih, Karena amanah ini dari Allah untuk kita.. Tunaikanlah, sebaik-baiknya.. :)

0 komentar:

Posting Komentar